Oke sekarang ane mau
ngerjain tugas kedua matkul Desain Pemodelan Grafik nih tentang contoh
kecelakaan akibat simulasi gagal. Berikut ini contoh yang ane ambil adalah
tentang Titanic. Pasti bro n sis dah pada tau kan tentang hal ini. Titanic dah
di buat film nya loh.langsung aja di bahas. Cekidot...
foto gunung es yang ditabrak Titanic, diambil oleh kapten Jerman.
Titanic sudah menjadi
legenda. Apa pun yang berkaitan dengan kapal yang karam pada 15 April 1912 itu
selalu membuat orang penasaran. Sudah satu dekade lebih studi metalurgi
atas badan kapal Titanic berkesimpulan, rendahnya standar paku sumbat atau
keling pada lempengan logam yang menempel di rangka adalah biangnya. Hal ini
menyebabkan lapisan bagian dalam kapal mudah lepas oleh desakan air laut yang
dingin. Lebih dari 1.500 orang tewas karena tragedi itu.
Kini bukti yang
memperkuat argumen itu bertambah. Seperti ditulis International
Herald Tribune, Rabu pekan lalu, ada
beberapa hal yang patut didengar publik.Pertama, soal temuan tim ilmuwan yang
melakukan penyelidikan di dasar laut tempat Titanic terkubur. Kedua, menyangkut
ditemukannya arsip di gudang pembuat kapal tersebut. Dua fakta baru itu, bagi
para sejarawan, menyudahi teka-teki penyebab tenggelamnya Titanic.
Para ilmuwan menemukan fakta, ternyata pembuat kapal, Harland & Wolff di
Belfast, Irlandia, berjuang selama bertahun-tahun untuk mendapatkan pemasok
keling dan ahli keling yang cukup memadai. Maklum, pada waktu itu, Harland
& Wolff tengah mengejar target penyelesaian tiga kapal terbesar di dunia,
yakni: Titanic, serta saudaranya: Olympic dan Britannic. Tiap-tiap kapal
membutuhkan tiga juta paku sumbat.
Puncak kekurangan terjadi
justru ketika Titanic dibuat. "Dewan perusahaan berada pada krisis
cara," kata Jennifer Hooper McCarty, seorang anggota yang mempelajari
dokumen perusahaan dan bukti-bukti yang lain. "Terdapat tekanan secara
terus-menerus. Pada setiap pertemuan, hal itu muncul, Ada masalah dengan paku
sumbat, dan kami ingin merekrut lebih banyak karyawan." Tim ilmuwan juga
mengumpulkan petunjuk lain dari 48 paku sumbat Titanic melalui tes modern,
simulasi komputer, perbandingan dengan logam abad lalu, dan dokumen penting
dari apa yang menurut insinyur dan pembuat kapal pikirkan pada zaman itu soal
sebuah karya hebat.
Para ilmuwan menyatakan, masalah muncul ketika rencana kolosal memaksa Harland
& Wolff kesulitan memperoleh pemasok paku sumbat besi dan hanya mendapatkan
tempat menempa atau pandai besi yang kecil. Hal itu tampak dari terbukanya
naskah yang ada pada perusahaan dan Pemerintah Inggris. Pandai besi yang kecil
memiliki kecenderungan kurang ahli dan kurang
berpengalaman dalam
tugas-tugas besar.
Karena tekanan tersebut, perusahaan membeli paku sumbat untuk Titanic dengan
memesan potongan No. 3, yang dikenal dengan sebutan "best",
bukan No. 4 yang disebut "best-best". Demikian temuan para
ilmuwan. Di samping itu, mereka juga menemukan bahwa pembuat kapal menggunakan
besi khusus No. 4 untuk jangkar, rantai, dan paku sumbat. Selain itu, ditemukan
bukti bahwa kapal yang namanya identik dengan kemewahan itu ternyata bergantung
pada material yang murah.
Ilmuwan yang mempelajari 48 paku sumbat Titanic menemukan sejumlah lubang
dengan konsentrasi tinggi. Paku sumbat itu ditemukan para penyelam lebih dari
dua dekade lalu dari peristirahatan abadi Titanic, tiga kilometer di bawah laut
Atlantik Utara. "Sejumlah material yang dibeli perusahaan bukan merupakan
paku sumbat yang berkualitas," kata Timothy Foecke dari National Institute
of Standards and Technology, sebuah agen federal di Gaithersburg, Maryland.
Soal kekurangan pasokan tukang pandai besi yang berpengalaman yang dihadapi
Harland & Wolff itu, McCarty mengatakan bahwa selama setengah tahun, dari
akhir 1911 sampai April 1912, ketika Titanic masih dirakit, dewan perusahaan
mengungkapkan kekurangannya setiap kali diadakan pertemuan. Pada 28 Oktober
1911, William Pirrie, pemimpin perusahaan, mengungkapkan perhatiannya atas
kekurangan tukang pandai besi dan meminta rekrutmen untuk penambahan.
Dalam penelitiannya, para
ilmuwan menemukan, untuk pengelingan yang bagus, dibutuhkan orang yang benar-benar
ahli. Besi harus dipanaskan sampai berwarna merah cherry dan
ditempa dengan kombinasi pukulan besi hingga meleleh. Pekerjaan yang tanggung dapat menimbulkan masalah. "Mengeling
dengan manual begitu rumit," kata McCarty, yang mengambil tesis doktoral
pada Johns Hopkins University di Baltimore dengan topik analisis paku sumbat
Titanic.
Baja menjadi isyarat solusi. Karena itu, pembuat kapal mengganti paku sumbat
besi dengan paku sumbat baja yang lebih kuat. Pemasangan berikutnya menggunakan
mesin. Cara ini menghilangkan masalah tenaga kerja yang tidak ahli. Rival
Harland & Wolff, Cunard, menggantinya dengan paku sumbat baja, beberapa
tahun sebelumnya. Hal itu diterapkan pada Lusitania, kapal Inggris yang
ditorpedo di pantai barat Irlandia oleh kapal Jerman selama Perang Dunia I.
Para ilmuwan menemukan, Harland & Wolff juga menggunakan paku sumbat baja,
tapi hanya pada lambung tengah Titanic. Hal itu dipilih karena diduga tekanan
di daerah tersebut lebih besar. Paku sumbat besi dipakai untuk bagian buritan
dan haluan kapal. Ternyata haluan kapal mengalami nasib buruk. Kajian terhadap
rongsokan kapal memperlihatkan, ada lima robekan pada pelat haluan kapal.
Para ilmuwan berpendapat, paku sumbat yang lebih baik kemungkinan akan menjaga Titanic tetap terapung cukup
lama sampai tim penyelamat datang, sebelum air es masuk. Dengan demikian,
ratusan penumpang kemungkinan masih bisa diselamatkan.
kesimpulan yang ane ambil dari kejadian ini adalah simulasi ini gagal karena paku sumbat atau keling yang tidak memenuhi standar pada pembuatan kapal titanic. serta susahnya mendapatkan pemasok keling dan ahli keling yang memadai. karena paku sumbat mempengaruhi air masuk lebih cepat ke badan kapal pada saaat terjadi tabrakan batu es. Dan kurangnya kapal sekoci yang menampung semua awak penumpang kapal tersebut.
oke.. itu kesimpulannya. semoga bermanfaat bagi bro n sis. see you next time. :)